Ekuador Rasa Indonesia, Bener Gak Sih?
Bagi
orang Indonesia kebanyakan, nama Ekuador bisa jadi terasa sangat asing.
Untuk mencapai negeri asal Antonio Valencia, bek sayap Manchester
United ini, dari Jakarta harus ditempuh 28 jam penerbangan sejauh 20.000
km.
Dengan
jarak jauh dan karakteristik budaya Amerika Selatannya yang kental,
harusnya kita kesulitan menemukan kekhasan Indonesia di Ekuador. Tapi
jangan salah, ternyata di Ekuador ada juga hal-hal yang mirip atau
bahkan sama persis dengan yang ada di Indonesia. Tidak percaya? Silakan
baca tulisan ini sampai selesai.
1. Nama
Hal
pertama yang langsung saya sadari begitu tiba di Ekuador, ternyata
cukup banyak orang Ekuador memiliki nama persis atau mirip orang
Indonesia. Misalnya pengemudi kantor bernama Ismail. Walaupun, nama
pendeknya bukan Mail, melainkan Isma.
Saya
juga menemukan orang-orang dengan nama Fatima (tanpa h), Salma (juga
tanpa h) dan Elvira (jadi ingat Elvira Nasution). Ada juga mantan
Presiden Ekuador yang bernama Jamil, tapi karena dalam bahasa setempat
(Spanyol) huruf “j” dibaca “h”, jadi agak geli juga memanggil orang
dengan nama tersebut.

Nama
yang paling berkesan bagi saya adalah Andina. Saya tidak tahu artinya
dalam bahasa Indonesia, tapi di Ekuador Andina berarti “dia yang berasal
dari kawasan pegunungan Andes”. Nama ini saya sematkan untuk putri
tercinta kami yang lahir di Quito, ibu kota Ekuador.
2. Bajaj
Sama
sekali tak terbayangkan menemukan bajaj di Ekuador, yang saya pikir
hanya ada di Indonesia atau negara asalnya India. Bajaj ini bisa
ditemukan beroperasi di kawasan wisata pantai populer dengan tarif
terjangkau US$ 1 untuk jarak dekat.

Tentunya
saya tidak menyia-nyiakan kesempatan bernostalgia dengan bajaj ala
Ekuador, pastinya tanpa hiruk pikuk dan kesemrawutan lalu lintas
Jakarta.
3. Kerupuk Kedelai
Dasar
orang Indonesia, makan makin lahap kalau pakai kerupuk. Tapi di Ekuador
makannya pakai kerupuk apa? Ada sih kerupuk kulit yang sering bikin
istri ngiler, tapi dibuatnya bukan dari kulit sapi dan tentunya tidak boleh dimakan Muslim.

Untungnya istri saya menemukan chicharron de soya
atau kerupuk kedelai di pasar lokal, yang bentuk dan rasanya memang
mirip kerupuk kedelai di tanah air sampai-sampai bikin ketagihan.
4. Baju Koko
Meski
penduduknya mayoritas Kristen (92%) dan populasi Muslim hanya 2.000
orang, namun kami tidak pernah kesulitan beribadah di Ekuador. Memang
hanya ada 2 masjid saja di Quito. Namun, masjid itu letaknya relatif
terjangkau. Orang Ekuador pun sangat toleran dengan Muslim.
Untuk
urusan pakaian muslim, ternyata sangat mudah menemukan Guayabera atau
baju koko di pasar kerajinan setempat. Memang sih hanya kami saja yang
menyebutnya baju koko, karena sejatinya semenjak tahun 1800-an Guayabera
dikenal sebagai baju khas Amerika Selatan yang sekarang biasanya
dipakai menghadiri pernikahan atau acara resmi.

Guayabera
memiliki desain bercirikan aksen bordiran khas Andes berwarna cerah,
dan biasanya dijual mulai dari US$ 20 di pasar kerajinan Ekuador. Karena
bentuknya mirip baju koko, saya tidak canggung menggunakannya ke
mesjid, bahkan sewaktu pulang ke Indonesia saya membawa beberapa untuk
dibagikan sebagai baju koko "alternatif" ke saudara-saudara.
5. Ogoh ogoh
Di
Indonesia ogoh-ogoh menyerupai wujud patung seram yang digunakan dalam
ritual keagamaan Hindu. Ia merupakan representasi roh buruk yang diarak
dan dibakar menjelang malam perayaan Nyepi.
Pembakaran
ini adalah simbol upaya manusia untuk menyingkirkan sifat buruk menuju
pribadi yang lebih baik. Kini ogoh-ogoh juga dibuat menyerupai karakter
atau tokoh-tokoh terkenal.
Masyarakat
Ekuador juga mengenal konsep mirip ogoh-ogoh, yaitu El Viejo yang
dibuat menyerupai raksasa, tokoh super hero, atau tokoh politik.

El
Viejo dibakar pada malam tahun baru sebagai representasi dibuangnya
kenangan dan hal-hal buruk yang sudah berlalu, dan menyambut datangnya
harapan baru yang lebih baik.
Demikian
beragam hal yang saya temukan di Ekuador yang justru mengingatkan saya
akan Indonesia, dan sedikit banyak menjadi pelipur rindu kami akan tanah
air nun jauh disana.
Komentar
Posting Komentar